Thursday, March 13, 2008

Teori Evolusi Bersumber dari Riset di Indonesia?
















JAKARTA 13 MARET 2008

Teori Evolusi Bersumber dari Riset di Indonesia?

(RACHMAD YULIADI NASIR,rbacakoran at yahoo dot com)
INDEPENDENT-Tahun 2009 nanti, pencetus teori evolusi, Charles Darwin, mendapat kehormatan, setelah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menetapkan tahun itu sebagai the Darwin's Year. Pemikiran mengenai seleksi alam yang menjadi dasar teori diungkapkan Darwin setelah melakukan ekspedisi ke Kepulauan Galapagos, Ekuador.

Tetapi, ada klaim teori itu sebenarnya berasal dari riset di Indonesia. Mengapa demikian? Pemikiran mengenai seleksi alam yang menjadi dasar teori evolusi oleh sejumlah ilmuwan disebut-sebut berasal dari Alfred Russel Wallace, ilmuwan Inggris pencetus garis Wallacea melalui Laut Sulawesi, yang membatasi fauna dari Asia dan Australia.

''Pendapat mengenai seleksi alam tertuang dalam surat-surat yang dikirimkan Wallace kepada Darwin pada tahun 1858 yang dikenal sebagai 'Surat dari Ternate','' ujar Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof Umar Anggara Jenie, di sela lokakarya hasil penelitian Ekspedisi Widya Nusantara (E-WIN) 2007, Selasa (11/3).

Menurut Umar, saat ini di Inggris terdapat sekelompok ilmuwan yang meyakini bahwa Wallace pantas disejajarkan dengan Darwin. Bahkan, beberapa lembaga penelitian sudah mendampingkan foto keduanya untuk memberikan penghargaan terhadap lahirnya teori evolusi. ''Jika hal tersebut benar, pemikiran mengenai teori evolusi mestinya lebih dulu lahir dari Ternate dan di sekitar Kepulauan Raja Ampat, Papua, dibanding dari Kepulauan Galapagos,'' jelasnya.

Selama ini, Darwin sudah banyak menulis buku, di antaranya yang penting ialah The Origin of Species dan The Descend of Man. Buku itu ia tulis setelah ikut kapal Angkatan Laut Inggris yang mengadakan ekspedisi ke Amerika Selatan pada abad ke-19. Ia mengumpulkan data yang menunjukkan teorinya.

Teori itu intinya menyatakan, terdapat variasi (perbedaan kecil) dalam suatu spesies, dan ini disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Kemudian, ada seleksi alam dan pergolakan hidup, variasi yang menguntungkan akan bertahan dan berkembang, variasi yang merugikan akan susut, lalu musnah. Selanjutnya, ada hubungan kerabat antara berbagai spesies dan spesies yang baru berasal dari spesies yang sudah dulu ada. Selanjutnya, manusia juga mengalami evolusi seperti makhluk lain, berarti berada dalam satu mata rantai evolusi dengan hewan.

Buku Darwin terbit setelah ia mendiskusikan dan merenungkannya selama hampir 20 tahun. Ditambah dengan lama waktu ekspedisi selama lima tahun. Maka, buku teorinya terbit setelah diolah selama 25 tahun.

Sementara, Wallace mengadakan ekspedisi ke Asia Tenggara, khususnya di Indonesia. Ia menceritakan keheranannya mendapati kenyataan bahwa gajah, harimau, dan badak hanya hidup di sebelah barat Nusantara. Sebaliknya, kuskus dan kasuari hanya ditemukan di daerah timur. Apalagi, burung cenderawasih yang hanya ditemukan di Papua.

Keheranannya makin menjadi melihat di Sulawesi ada binatang-binatang ajaib seperti anoa, babirusa, dan dihe yang tidak dia jumpai di Kalimantan. Padahal, Sulawesi dan Kalimantan hanya terpisah oleh Selat Makassar. Kejadian dan keheranan paling dramatis dialaminya saat menuju Pasifik Selatan. Di sana Wallace menemukan sejumlah spesies burung (jalak bali) yang hanya berkembang biak di Pulau Dewata. Padahal, di Pulau Lombok yang hanya disekat sepotong selat kurang dari 32 kilometer dari Bali, spesies tersebut tidak ditemukan.

Dari keanehan-keanehan yang dilihatnya selama menjelajah Nusantara, Wallace akhirnya menarik kesimpulan bahwa ada semacam garis yang memisahkan flora-fauna di barat dan timur Nusantara. Artinya, ada batas antara flora-fauna di barat yang lebih mirip margasatwa di Asia dengan flora-fauna di timur yang mulai berbau Australia. Dia berhipotesis bahwa garis pemisah itu membentang mulai dari Selat Lombok ke arah Selat Makassar, kemudian membelok ke arah timur melewati Mindanao (masuk wilayah Filipina) dan Sangihe.

Selanjutnya, Wallace mengajukan teori bahwa pada masing-masing sisi 'garis maya' tersebut terdapat sejumlah spesies khusus yang mendominasi suatu kawasan ekologis. Sementara, pada jarak tertentu dari garis khayal itu -- kira-kira 32 kilometer -- terdapat spesies lain. Belakangan, Thomas Henry Huxley, seorang guru besar yang sangat gencar menyokong teori Darwin, menyebut garis itu dengan nama Garis Wallace, sesuai dengan nama sang penemu.

Dalam salah satu karya tulis yang dibuat saat di Sarawak (On The Law which Has Regulated The Introduction of New Species), Wallace mengemukakan pendapat bahwa sebenarnya setiap jenis satwa dan tumbuhan yang ada berasal dari spesies terdahulu yang berkerabat dekat. Pada saat itu, Wallace belum mempunyai gagasan tentang bagaimana spesies itu berubah dari bentuk pendahulunya sehingga menjadi bentuk yang lebih sempurna.

Tiga tahun lamanya pertanyaan yang juga menjadi pertanyaan dunia itu tak terjawab. Tetapi, secara tiba-tiba, Wallace menemukan jawabnya. Dan, kesimpulan itu didapat justru ketika penjelajah itu sedang terbaring lemah karena terserang malaria di Ternate (Februari 1858). Ia menyimpulkan, spesies yang mampu bertahan hanya mereka yang paling kuat dan sehat saja, sedang yang paling lemah dan tak sempurna harus punah. Jawaban itu tidak disimpannya sendiri, melainkan dikirimkan kepada rekannya, Darwin.

Ketika menerima surat Wallace, Darwin pun kagum karena ia sendiri sedang bersiap menyampaikan teori itu setelah meneliti selama belasan tahun. Dia jadi ragu, benarkan dia pencetus teori evolusi, sementara Wallace juga sudah menyampaikannya. Meskipun dunia lebih mengakui dirinya sebagai pencetus teori evolusi, Darwin merasa tak enak hati pada Wallace.

Maka, dalam pertemuan ilmiah ahli ilmu hayat sedunia pada 1 Juli 1858, setelah menyampaikan teorinya, Darwin membacakan surat Wallace sebagai makalah tambahan. Lantaran bukti-bukti yang diajukan Darwin dianggap lebih rinci dan lengkap, akhirnya para ilmuwan menganggap Darwinlah sebagai pencetus teori evolusi seleksi alam.

Menjelang the Darwin's Years pada 2009 nanti, para ilmuwan pendukung Wallace juga akan membahas peran Wallace dalam sebuah simposium di London pada Desember 2008 nanti. Di sisi lain, Umar mengatakan, sejarah di balik lahirnya teori-teori ilmiah seperti itu penting untuk dipelajari apalagi dekat dengan bangsa Indonesia. ''Dengan keanekaragaman hayati yang sangat besar, Indonesia telah terbukti melahirkan para ilmuwan-ilmuwan besar,'' ungkapnya.

Jangan BugilVisit Indonesia 2008
RACHMAD YULIADI NASIR
Bank Muamalat Indonesia (BMI)Arthaloka : 913-22775-99
www.news-independent.blogspot.com

www.halamansatu.net/index.php?option=com_content&task=view&id=349&itemid=50
Jangan BugilVisit Indonesia 2008

Jangan BugilVisit Indonesia 2008
RACHMAD YULIADI NASIR
Bank Muamalat Indonesia (BMI)Arthaloka : 913-22775-99
www.news-independent.blogspot.com

www.halamansatu.net/index.php?option=com_content&task=view&id=349&itemid=50
Jangan BugilVisit Indonesia 2008