Saturday, January 5, 2008

1 JANUARI 2008

JAKARTA 1 JANUARI 2008

BANJIR DI AWAL TAHUN 2008

Awal Tahun 2008, bencana alam berupa banjir masih terjadi di beberapa daerah di Jawa Tengah.

Bencana banjir itu memang sudah terjadi beberapa hari sebelumnya, seperti di Solo dan Cepu (Kabupaten Blora) akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo, Kabupaten Grobogan akibat meluapnya Sungai Glugu, dan di Kabupaten Kudus akibat meningkatnya debit air Sungai Serang.

Bahkan, penduduk di Kecamatan Udaan Kabupaten Kudus yang sempat kembali ke rumahnya masing-masing, Minggu (30/12), akhirnya kembali ke tempat pengungsian karena rumahnya terkena terjangan air bah.

Di Solo, sebanyak 2.676 jiwa sampai saat ini masih bertahan dipengungsian, meskipun banjir di Solo akibat meluapnya air Bengawan Solo mulai surut.

Jumlah pengungsi tersebut antara lain tersebar di posko Pucangsawit 200 jiwa, Jagalan 50 jiwa, Semanggi 2050 jiwa (410 KK) dan Kedunglumbu 76 jiwa, dan kebutuhan makanan di pengungsian semuanya tidak ada masalah.

Banjir yang melanda di Solo sejak hari pertama sampai sekarang ini telah melanda di 13 kelurahan dan ada sekitar 34.000 jiwa yang sempat mengungsi, tetapi sekarang sebagian besar telah pulang ke rumahnya masing-masing karena banjir telah mulai surut.

Bantuan makanan bagi pengungsi, menurut Walikota Solo, Joko Widodo, masih cukup, tetapi pendistribusiannya harus diatur supaya semua pengungsi mendapatkannya.

Dari Kudus dilaporkan, munculnya banjir susulan di Kecamatan Undaan pada Senin siang (31/12) akibat meningkatnya debit air Sungai Serang, memaksa ratusan warga Kecamatan Undaan mengungsi lagi.

"Sebetulnya tanggul di dua lokasi yakni di Desa Undaan Kidul dan Sambung sudah dilakukan perbaikan," kata warga Undaan Kidul, Kardi (35).

Hanya saja, ketinggian tanggul di Desa Sambung baru mencapai tiga meter. "Masih kurang sekitar 6-7 meter lagi," katanya.

Tercatat jumlah pengungsi pada Senin kemarin yang tetap bertahan di tempat pengungsian berkisar antara 10 ribu hingga 11 ribu orang.

"Kini jumlah pengungsinya meningkat menjadi 12.076 orang," kata Kepala Kantor Kesbanglinmas Kudus, Ali Rifa`i.

Menurut dia, sejumlah Desa di Kecamatan Undaan yang terkena banjir lagi, yakni Desa Undaan Kidul, Undaan Tengah, Medini, Karang Rowo, dan Sambung.

Banjir susulan tidak hanya terjadi di Kecamatan Undaan, tetapi juga di Kecamatan Mejobo.

Menurut Camat Mejobo, Sugiarto, daerah permukiman yang mengalami banjir susulan, yakni Desa Payaman, dengan jumlah warga yang mengungsi sebanyak 384 orang, sedangkan daerah pertanian, yakni Desa Gulangtepus, Payaman, Kirig, Temulus, Kesambi, dan Jojo. "Luas arealnya sekitar 1.600 hektare," katanya.

Dari Grobogan dilaporkan, daerah pertama yang terkena banjir susulan adalah wilayah Desa Monggot dan Geyer di Kecamatan Geyer. Kemudian air deras dari sungai turun menerjang perkampungan penduduk di Desa Bandungharjo dan Depok di Kecamatan Toroh

Giliran wilayah Kelurahan Kalongan dan sebagian kampung di Kota Purwodadi juga banjir dengan volume sedang itu berlangsung mulai hari Minggu petang dengan ketinggian 40 sentimeter mulai masuk ke ruas jalan utama Purwodadi.

Tidak lama kemudian, air dari jalan itu masuk ke rumah dan pekarangan penduduk sekitar daerah tersebut. Antara lain sebagian Kampung Jengglong, Jagalan, dan Kuripan. Kemudian rumah warga Desa Jono, Desa Manyahan, Kecamatan Tawangharjo dan Dusun Bendoharjo, Desa Getasharjo, Kecamatan Grobogan.

Dari Kabupaten Banyumas dilaporkan, angin kencang yang bertiup daerah ini telah merusak atap puluhan rumah di Desa Kracak, Kecamatan Ajibarang, sekitar pukul 13.00 WIB.

Bahkan, rumah semi permanen milik Sudirman di lingkungan RT 04 RW 02, setengah bangunannya yakni bagian belakang ambruk hingga rata dengan tanah, sedangkan bagian depannya mengalami retak-retak.

Menurut Sudirman, pada saat kejadian, seluruh anggota keluarganya ada di rumah berhasil menyelamatkan diri sehingga tidak ada korban jiwa.

"Saat kejadian, angin kencang yang disertai gerimis tiba-tiba menerjang rumah hingga setengah bangunannya ambruk, namun tidak menimbulkan korban jiwa," katanya.

Selain merusak atap puluhan rumah warga, angin juga menumbangkan puluhan pohon besar maupun kecil yang ada di desa itu.

Sementara itu dari Kabupaten Karanganyar dilaporkan, proses evakuasi terhadap korban tanah longsor yang menimpa 12 rumah dan satu sekolah dasar di Dusun Ledoksari Desa dan Kecamatan Tawangmangu terpaksa diperpanjang karena tiga korban belum ditemukan.

Bupati Karanganyar, Rina Iriani Sri Ratnaningsih mengatakan, meski proses evakuasi telah memasuki hari ketujuh, tiga dari 34 korban longsor di Ledoksari belum ditemukan.

Oleh karena itu, kata dia, diputuskan proses evakuasi terhadap tiga korban, yaitu Asmo Paidi (40), Suhar (60), dan Soni (52), akan diperpanjang hingga enam hari ke depan.

"Berdasarkan prosedur tetapnya, proses evakuasi berakhir hari ini, pencarian akan tetap dilanjutkan hingga enam hari ke depan," katanya.

Menurut dia, dengan perpanjangan ini diharapkan ketiga korban tersebut dapat segera ditemukan. "Jika dalam enam hari, ketiga korban tidak juga ditemukan, proses pencarian diputuskan akan dihentikan, karena masih ada sejumlah masalah lain yang cukup penting dalam penanggulangan bencana ini," katanya.

Sementara itu, Ketua Tim Evakuasi korban tanah longsor di Dusun Ledoksari, Letkol Kav Ahmad Mustaqim mengatakan, proses evakuasi terhadap tiga korban yang masih tertimbun longsor ini mengalami kendala, setelah dua alat berat yang disiapkan tidak dapat beroperasi.

"Kedua alat berat ini mengalami kerusakan dan harus segara mendapat perbaikan," kata Komandan Kodim Karanganyar ini.


Depkes: Korban Meninggal Musibah Banjir dan Longsor 102 Orang

Pusat Pengendalian Krisis (PPK) Departemen Kesehatan, menyatakan, sampai sekarang jumlah korban meninggal akibat musibah banjir dan longsor di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sebanyak 102 orang dan 21 orang hilang.

Ke-102 korban meninggal dan 21 orang hilang, yakni, di Jawa Tengah sebanyak 78 orang meninggal dan orang 12 hilang, serta di Jawa Timur 24 orang meninggal dan sembilan orang hilang.

Kepala PPK Departemen Kesehatan, Rustam S Pakaya,mengatakan, secara keseluruhan sampai saat ini jumlah korban meninggal di dua provinsi itu sebanyak 102 orang.

"PPK Depkes sendiri telah mengirimkan sejumlah bantuan untuk korban musibah bencana alam banjir dan longsor itu," katanya.

Bantuan Departemen Kesehatan ke Jawa Tengah, berupa, empat unit perahu karet, makanan pengganti ASI atau biskuit sebanyak 20 ton, makanan siap saji 15 ton, dana operasional sebesar Rp200 juta, dan mengirimkan enam staf bantu PPK regional Semarang.

Bantuan ke Jawa Timur berupa, tiga unit perahu karet, 10 ton biskuit, dana operasional 250 juta, dan tiga staf bantu PPK regional Surabaya.

Sementara itu, Sedikitnya sudah ada 23 warga di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur tewas akibat banjir luapan Bengawan Solo yang melanda kawasan tersebut, sejak beberapa hari lalu.

Korban tewas akibat banjir berasal dari kecamatan Ngawi sebanyak empat orang, Kecamatan Kwadungan 10 orang, Kecamatan Geneng tiga orang, Kecamatan Padas satu orang dan Kecamatan Pitu satu orang. Sedangkan korban tewas akibat longsor berada di Kecamatan Sine sebanyak empat orang.

Koordinator Satuan Koordinasi dan Pelaksana (Satkorlak) Penanggulangan Bencana Alam (PBA) Kabupaten Ngawi, Muhammad Sodik Tri, Selasa, di Ngawi, mengemukakan, kebanyakan korban yang meninggal rata-rata adalah warga yang telah berusia lanjut.

"Selain meninggal karena sakit, para korban tersebut meninggal akibat terjebak banjir yang menggenangi rumahnya," katanya mengungkapkan.


Tembus 140 Cm, Bendung Katulampa Siaga IV

Hujan terus-menerus yang mengguyur kawasan Bogor, termasuk di Puncak sebagai kawasan hulu sungai Ciliwung, membuat ketinggian air di Bendung Katulampa, Desa Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor, melebihi batas normal, dan kini sudah menembus angka 140 cm di atas mercu bendung, Selasa malam.

"Pada pukul 18.00 hingga 19.00 WIB, ketinggian air di atas mercu bendung mencapai 140 cm, melebihi batas normal 80 cm, sehingga status di Bendung Katulampa adalah Siaga IV," kata Andi Sudirman, Petugas Pintu Air Bendung Katulampa (PABK).
Pos Pemantau Air Sungai Bendung Katulampa --yang sering dijadikan indikator tingkat bahaya air dari Bogor yang menuju Jakarta--mampu memantau curah hujan di sekitar daerah hulu yang masuk melalui Sungai Ciliwung dan Ciesek, di kawasan Megamendung, Puncak.

Diakuinya bahwa curah hujan di kawasan hulu sungai Ciliwung di Puncak sangat berpengaruh terhadap perambatan ketinggian air yang masuk melalui Bendung Katulampa.

Kondisi yang kini terjadi di Katulampa, kata dia, juga berpengaruh pada ketinggian di pintu air Depok -- di mana aliran air dari Depok akan menuju ke Jakarta--yakni pada pukul 20.45 WIB, dikabarkan sudah mencapai 290 cm, padahal batas normal ketinggian air Sungai Ciliwung di pintu air Depok adalah 120 cm.

"Perjalanan air dari Katulampa ke Jakarta normalnya 10-12 jam, namun ini tergantung ketinggian air. Semakin tinggi air, maka bisa lebih cepat mencapai Jakarta," katanya.

Menurut Andi Sudirman, selain terus melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pintu air Depok dan juga di Jakarta, pihaknya terus melakukan pemantauan lebih intensif seiring dengan peningkatan curah hujan, termasuk di bagian hulu, kawasan Puncak.

Sampai berita ini dilaporkan pukul 21:20 WIB, di kawasan Puncak curah hujan dilaporkan gerimis, namun kondisinya selalu fluktuatif, yakni antara hujan deras, gerimis dan hujan lagi.

Mengenai kategorisasi status di Bendung Katulampa, ia menjelaskan bahwa untuk kategori Siaga III adalah bila ketinggian air di atas mercu bendung antara 170 cm hingga 240 cm, Siaga II bila ketinggian antara 240 cm sampai 300 cm, dan Siaga I bila ketinggian sudah melebihi 300 cm di atas mercu bendung.

"Kalau Siaga I, maka laporannya adalah langsung ditujukan kepada Gubernur DKI-Jakarta, sedangkan kalau di bawah itu koordinasi dilaporkan kepada Kepala Balai," katanya.


Bhutto Sebelum Dibunuh akan Beberkan ‘’Bukti‘’ Kecurangan Pemilu

Benazir Bhutto dibunuh hanya beberapa jam sebelum dirinya akan mengumumkan "bukti" bahwa intelijen Pakistan dan para pejabat Pemilu sedang berencana melakukan kecurangan, kata petinggi partai yang dipimpin Bhutto, Selasa.

Bhutto yang pemimpin oposisi itu akan mengungkapkan laporan tentang suatu rencana mencurangi Pemilu pada jumpa pers Kamis malam, setelah memberikan laporan itu kepada para parlemen AS yang berkunjung, kata Senator Latif Khosa.

Bhutto dibunuh dengan senjata api dan serangan bom bunuh diri saat melakukan kampanye pada Kamis siang.

"Bhutto dijadwalkan akan mengungkapkan suatu dokumen yang berisi bukti mengenai rencana curang dari komisi Pemilu dan Inter-Services Intelligence (ISI) pada malam dia dibunuh," kata Khosa kepada AFP.

"Dokumen 160 halaman itu merupakan `noda lainnya pada wajah demokrasi`, dan akan diungkap oleh Bhutto dalam jumpa pers di Islamabad pada 27 Desember sesudah bertemu dengan dua anggota parlemen AS yang sedang berkunjung," katanya.

"Tetapi hal itu menjadi mustahil karena dia telah dibunuh."

Khosa tidak menyebutkan nama anggota parlemen AS yang berkunjung tersebut, sedangkan para pejabat pemerintah Pakistan belum dapat dihubungi.

Khosa mengatakan dokumen itu berisi bukti bahwa ISI, yang berada di bawah kendali militer dan merupakan badan mata-mata utama Pakistan, bersekongkol dengan komisi Pemilu dan mantan partai yang berkuasa untuk mengatur hasil pemungutan suara.

"Bantuan keuangan yang disediakan AS untuk menyiapkan komputer hasil pemungutan suara telah disalahgunakan," katanya.

Dia juga menduga pemerintah memberikan kontrak pencetakan daftar Pemilu kepada kerabat dekat ketua umum partai Liga-Q Muslim Pakistan, yang hingga November 2007 memegang kekuasaan.

"Kami mengumpulkan bukti penting tentang kecurangan yang direncanakan dilakukan pada Pemilu 8 Januari dari berbagai sumber lalu memuatnya dalam laporan itu," kata Khosa.

Dia tidak mengemukakan apa yang akan dilakukan partainya dengan dokumen tersebut.

Juru bicara komisi Pemilu mengatakan pada Selasa pagi bahwa menyelenggarakan pemungutan suara sesuai jadwal yang ada saat ini "sepertinya mustahil". Pada hari Rabu komisi tersebut akan mengumumkan tanggal Pemilu.