Thursday, January 24, 2008

SELASA KELABU DI PASAR MODAL

JAKARTA 23 JANUARI 2008

Selasa Kelabu di Pasar Modal


Indeks bursa saham utama dunia berguguran menyusul kekhawatiran dampak resesi ekonomi AS yang tak berkesudahan. Resesi ekonomi global mengancam pasar saham dunia.
Di Bombay, indeks utama India, Sensex, sempat anjlok 9,8 persen. Bahkan, indeks 30 saham utama jatuh 11,53 persen menjadi 15.576. Merosotnya indeks di posisi itu menyebabkan perdagangan dihentikan sementara secara otomatis selama satu jam.
Menkeu India, P Chidambaram, meminta investor tenang dan tetap bertahan. ''Likuiditas cukup aman untuk membendung krisis saat ini,'' katanya. Penghentian sementara perdagangan juga dialami bursa Korea Selatan, Kospi. Pada pukul 13.25 waktu setempat, aktivitas perdagangan otomatis terhenti selama lima menit karena jatuhnya harga saham di pasar berjangka. Indeks Kospi saat itu turun enam persen ke level 1.581,94.
Kondisi di Eropa tak jauh berbeda. Fluktuasi indeks di bursa Eropa ini terbesar sejak serangan Menara Kembar di New York, AS. Sementara, indeks S&P 500 merosot 5,3 persen atau turun 1.255,30 poin. Indeks Dow Jones juga terpuruk 5,4 persen, senasib dengan indeks Nasdaq 5,7 persen. Pasar saham global terseret resesi AS diamini Menteri Ekonomi dan Kebijakan Fiskal Jepang, Hiroko Ota. ''Sulit bagi Jepang menangkis krisis sendirian. Kita perlu menjalin kerja sama global,'' katanya.
Sangat seriusnya kondisi ekonomi dunia, juga dikatakan Managing Director IMF, Dominique Strauss-Khan. ''Seluruh negara menderita akibat pelemahan ekonomi AS,'' kata Kahn. Nada pesimistis bahkan keluar dari spekulan keuangan dunia, George Soros. ''Situasi saat ini lebih serius daripada krisis finansial lain sejak perang dunia kedua,'' katanya dalam wawancara dengan harian Austria, Standard.
Menanggapi layunya pasar saham global, Dirut BEI, Erry Firmansyah, di Jakarta, mengatakan, hingga kini tak ada rencana menghentikan sementara (suspensi) perdagangan BEI, meski mekanisme itu ada. ''Kita punya standard operating procedure (SOP), tapi belum tentu kita pakai. Jangan sampai salah quote kalau kita mau suspensi.''
Terkoreksinya indeks BEI akibat terimbas resesi di AS, sebagaimana terjadi di bursa global, menurut Menko Perekonomian, Boediono, harus dicermati, tapi tak harus dengan melakukan suspensi. ''Kita waspada saja, tapi tidak perlu sewot. Kita tidak skors bursa sama sekali, karena di Indonesia proses pasar berjalan baik,'' kata Boediono usai rapat antara pemerintah dan Bank Indonesia membahas situasi pasar modal, kemarin.
Kondisi BEI tak mengikuti anjloknya indeks di India dan Korea. Pasar juga kembali rebound karena ada pelaku yang masuk kembali dan membeli saham dengan harga murah. ''Kesimpulan kami, ini akibat masalah global, utamanya memang dari luar, karena permintaan stok di pasar modal menurun,'' jelasnya.
Gubernur BI, Burhanuddin Abdullah, mengatakan, meski indeks BEI sempat turun, namun lebih baik dari bursa Hong Kong dan Shenzen. ''Yang akan dijaga adalah nilai tukar. BI akan menjaga pasar,'' katanya. Langkah antisipasi, menurut Menkeu, Sri Mulyani, sudah dibuat. ''Kita melihat ini (situasi global) dengan seluruh concern dan perhatian.'' Kepala Bapepam-Lembaga Keuangan, Fuad Rahmany, menambahkan, fundamental ekonomi dan perusahaan tetap baik.

WASSALAM

Rachmad
Independent
rbacakoran at yahoo dot com

www.rachmadindependent.blogspot.com