Wednesday, January 30, 2008

POLRI DAN POLISI ASIA PACIFIK BAHAS GLOBALISASI NARKOBA

JAKARTA 29 JANUARI 2008

Polri dan Polisi Asia Pasifik Bahas Globalisasi Narkoba

Delegasi Mabes Polri bersama sekitar 200 anggota kepolisian se-Asia Pasifik berkumpul dalam Konferensi ke-13 Penanggulangan Narkoba di Asia Pasifik yang berlangsung di Tokyo, Selasa.

Para pimpinan di bidang penyelidikan peredaran narkoba tersebut, bersama-sama membahas tantangan masa depan kejahatan narkoba yang semakin mengglobal dan beragam, sekaligus meningkatkan peran kerja sama di antara masing-masing negara.

Tiga anggota Polri yang mengikuti konferensi adalah Direktur Narkotika dan Kejahatan Terorganisir Bareskrim Mabes Polri Brigjen Pol Indradi Thanos, Kanit Psikotropika Mabes Polri, Kombes Pol Siswandi, dan dibantu AKP Afrony Sugiarto, perwira polisi di KBRI Tokyo.

Delegasi Polri memaparkan perkembangan kejahatan narkotika dan obat-obatan di Indonesia yang juga telah menjadi produsen ke kawasan Asia Timur, sehingga memerlukan penanganan kerjasama internasional, khususnya dalam mengetahui modus operandi dan pelatihan bersama.

"Kerja sama internasional ini semakin diperlukan mengingat masalah yang semakin kompleks dan juga menciptakan sindikat-sindikat baru yang bekerjasama dengan negara asing," kata Indradi Thanos.

Kepala Satgas Badan Narkotika nasional (BNN) itu juga menyampaikan bahwa kawasan segi tiga emas (golden triangle), yang dikenal sebagai penghasil opium dan heroin kini kian meluas, dan telah bergabung wilayah Golden Crescent (bulan sabit emas) yakni terdiri dari Iran, Pakistan dan Afghanistan.

Hal itu terjadi sejak merebaknya konflik di Afghanistan yang kemudian merambah ke negara-negara lainnya di kawasan Asia Timur, termasuk ke Asia Tenggara dan kemudian menciptakan pasar narkotika dan psikotropika global.

Hal-hal yang menjadi tantangan ke depan, ungkapnya, adalah semakin beragamnya jenis narkotika dan obat-obatan psikotropika serta bermunculannya modus operandi yang memanfaatkan para perempuan lokal berusia muda, serta sarana tranportasi apa saja mulai dari darat, laut dan udara.

"Belum lagi dengan masalah-masalah seperti perbedaan hukum, kualitas personil aparat kepolisian suatu negara, serta merebaknya bisnis farmasi lewat jalur internet," katanya lagi.

Konferensi tersebut juga dihadiri kepolisian dari negara-negara Rusia, Jerman, dan Perancis yang hadir sebagai peninjau (observer).

Pertemuan yang dibuka oleh Kepala Kepolisian Jepang Hiroto Yoshimura itu juga memberikan kesempatan kepada masing-masing negara untuk membangun kerjasama bilateral, termasuk kerjasama dalam penyidikan bersama mengenai para tersangka asing.



WASSALAM
RACHMAD YULIADI NASIR
INDEPENDENT
rbacakoran at yahoo dot com